Aku sayang Bapak dan Ibu - Seandainya kalian Tahu-

 Oleh. Siti Aulia (Anastasya Aulia)


Hari ini jemariku menguraikan sebuah perasaan yang terkadang dengan sengaja di lupakan. perasaan cinta yang sangat dalam, cinta yang sejati dan kasih sayang yang tidak tergantikan. perasaan yang dapat membangun sebuah kisah panjang tanpa ujung seperti halnya kisah ayah dan ibu pada anaknya.
sembilan belas tahun lebih beberapa bulan, aku telah menjadi anak dari seorang ayah dan ibu yang luar biasa. 

Kini di usiaku yang hampir menginjak 20 tahun, aku berada di satu tingkat menuju puncak kehidupan. aku berkuliah disalah satu universitas terkemuka negeri ini. karena doa siapa, kalau bukan karena doa kedua pahlawan dalam hidupku ini. 

Ayah kini usiamu tak lagi muda, tenagamu tak lagi sama seperti saat dulu aku menangis untuk pertama kalinya. penglihatanmu tak lagi sama seperti saat pertama kali kau melihatku. semua tak lagi sama Ayah, selain senyuman banggamu terhadapku yang selalu tetap sama. Ayah usiamu telah menginjak senja, dan aku mulai merasakan takut akan kehilanganmu. Namun apa yang telah aku lakukan untukmu, belum ada ayah atau mungkin tidak ada. Ayah pengorbananmu yang rela menahan lapar seharian, serta makan dan hidup seadanya, sangatlah besar bagi kelangsungan hiduku saat ini. Bahkan pengabdianku selama ribuan tahun tak akan mampu membilas setiap tetes keringat yang kau korbankan untuk aku, untuk kami anak-anakmu.

Ibu... Hampir 20 Tahun sudah engkau melahirkanku dengan nyawa di ujung tanduk, kini usiamu tak semuda saat kau menyadari kehadiranku dalam rahimmu, kini rambutmu tak seindah saat pertama kali kau merasakan tendanganku yang kurang ngajar ini dalam perutmu, kini kekuatanmu tak lagi sama saat kau kesana kemari membawaku dalam kandunganmu. kini usiamu menjelang waktu senja ibu, terlalu banyak peluh dan air mata yang kau korbankan untukku. ribuan ucapan terimakasih dari ku ibu, anakmu yang sangat durhaka ini, tak akan mampu menghapus walau hanya setetes dari air mata dalam doamu.

ayah... ibu.. kini aku dan anak-anakmu seolah senang berada jauh darimu. jarang aku mengingatmu, mengingat kesehatan kalian yang mungkin mulai menurun. mengingat apakah kalian dapat makan dengan wajar atau kebutuhan kalian tepenuhi, aku malu ayah... aku malu ibu... bahkan hanya sekedar untuk mengatakan aku sayang kalian berdua.
aku terlalu egois, aku dapat tetawa lepas di sini, namun aku terkadang lupa apa kalian masih dapat tertawa bahagia di sana?
Setiap ulang tahun kawanku, aku mengingatnya dan menyempatkan diri untuk memberinya sebuah hadiah. Namun saat ulang tahun engkau berdua, aku lupa sama sekali. maafkan aku Ayah... maafkan aku Ibu.. 
sebagai seorang anak, aku hanya pernah menyusahkanmu. 
sebagai seorang anak, aku hanya mampu memeras peluh dan air matamu,
sebagai seorang anak aku hanya mampu mengirimkan kehawatiran kepadamu.
dan sebagai seorang anak aku merasa belum mampu membahagiakanmu.

Ya Allah... panjangkan lah usia Ayah dan Ibuku, biarkanlah aku dan anak-anak mereka dapat membalas pengorbanan mereka meski tak sampai seujung kuku sekali pun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkinkah ini Cinta?